JABAL TSUR TANDA KEBESARAN DAN KEKUASAAN ALLAH

Ketika memandang lepas di Kota Makkah, terlihat beberapa bukit batu. Di antara dataran tinggi bebatuan tersebut, tepatnya jika memandang ke arah selatan, ada bukit yang menjadi saksi sejarah keajaiban yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Bukit tersebut adalah Jabal Tsur.

Bukit ini mempunyai tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. Bukit itu termasuk salah satu yang tertinggi di Kota Makkah. Di puncaknya, ada sebuah gua yang sangat bersejarah, yakni Gua Tsur. 

Para jamaah haji maupun umrah pada umumnya selalu mengunjungi lokasi ini ketika sedang berada di Tanah Suci. Di gua yang berada di Jabal Tsur itulah Rasulullah SAW diselamatkan dari orang Quraisy yang mengejarnya.

Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah tercatat pada 622 Masehi, ketika itu Rasulullah dan para sahabatnya akan melakukan hijrah dari Kota Makkah menuju ke lokasi baru yang nantinya bernama Madinah. 

Hijrah ini dilakukan karena Rasululah mendapatkan banyak ancaman dari kaum kafir. Masa itu merupakan waktu yang kelam bagi umat Islam. Masa yang sangat sulit untuk menegakkan agama Allah.

Bahkan dalam musyawarah yang panjang di Darun Nadwah, para pemuka Quraisy memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Mereka mengirimkan para pemuda perkasa yang berasal dari tiap-tiap kabilah Quraisy untuk menjadi algojo. 

Masing-masing dilengkapi dengan sebilah pedang. Alasan keterlibatan lebih dari satu kabilah agar Bani Hasyim dan Bani Muthallib, Kabilah Rasulullah berasal, tidak menuntut balas. Sebab, mayoritas kabilah Quraisy terlibat.

Pada malam yang telah ditetapkan para pemuda ini mengepung rumah nabi dari segala penjuru. Lewat tengah malam, Nabi Muhammad SAW menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat pembaringan dan memakai selimut yang biasa dipakai Rasulullah SAW.

Atas kekuasaan Allah tak seorang pun di antara para musuhnya yang melihat kepergian Nabi Muhammad SAW. Beliau lalu menuju rumah sahabatnya Abu Bakar untuk melarikan diri ke arah Jabal Tsur. 

Setelah tersadar, para pemuda Quraisy ini kemudian masuk ke rumah. Alih-alih menemukan Rasulullah, mereka hanya melihat Ali bin Abi Thalib yang berpura-pura menggantikan nabi tidur.

Rasulullah pun terus diburu oleh para kaum kafir di Makkah. Mereka mengejar dan berusaha untuk membunuhnya.  Rasulullah dan sahabat yang menemaninya, Abu Bakar Ra, terus berlari dan menyelamatkan diri. 

Meski berat dalam memperjuangkan tegaknya Islam, Rasulullah tetap teguh berjuang dan tak pernah lelah berdoa. Ketika dikejar oleh kaum Quraisy di sekitar Jabal Tsur, Rasulullah pun menemukan Gua Tsur. 

Gua ini tidak terlalu besar, hanya cukup dimasuki orang tanpa berdiri tegak. Selama tiga hari tiga malam Rasulullah bersembunyi di sana.

Keajaiban pun terjadi. Pertolongan Allah SWT kepada Rasulullah muncul ketika sangat dibutuhkan. Saat kaum Quraisy tiba di depan gua, secara ajaib terdapat sarang laba-laba yang menutup mulut gua, juga sarang burung merpati. 

Dalam waktu yang sangat singkat, makhluk-makhluk Allah ini berusaha melindungi Rasulullah dengan membuat sarang besar yang biasanya harus dibuat dalam waktu yang lama.

Pengorbanan dilakukan Abu Bakar Ra. Saat berada di dalam gua yang sempit itu, dengan kondisi tubuh yang lelah karena berlari dari kejaran kaum kafir, ia tak memperlihatkan rasa letih di depan Rasulullah. Ia pun mempersilakan Rasulullah SAW untuk tidur di pangkuannya.

Saat itu, tiba-tiba keluar seekor ular berbisa dari lubang di dalam gua. Abu Bakar berusaha menghalaunya agar ular tersebut tak mendekati Rasulullah. 

Malang, justru dialah yang tergigit ular berbisa itu. Ia langsung mengigil dan demam karena gigitan ular tersebut. Meski keringat dingin mengucur dari wajah dan tubuhnya, ia tetap bergeming, tak ingin membuat tidur Rasulullah terganggu.

Pengorbanan lain juga dilakukan Asma binti Abu Bakar RA. Perempuan salihah ini berusaha selalu memberikan suplai makanan kepada Rasulullah yang sedang bersembunyi di dalam gua. Risiko besar dihadapinya, ia selalu mengendap-endap agar tidak ketahuan kaum kafir saat menuju Gua Tsur.

Oleh karena itu, gua sempit ini bukan sembarang gua. Di sanalah pernah terjadi sebuah peristiwa yang 
memperlihatkan perjuangan penegakan Islam pada masa awalnya. 

Gua ini menjadi saksi bisu pengorbanan kaum Muslim juga wujud nyata pertolongan Allah, sebuah keajaiban akan datang bagi hambanya yang sedang dalam kesulitan.

Peristiwa tersebut tertuang dalam Alquran, tepatnya di surah at-Taubah ayat 40. Di dalamnya dijelaskan, “Bila kamu tidak mau menolong Rasulullah maka Allah SWT telah menjamin menolongnya ketika orang-orang kafir.
mengusirnya berdua dengan sahabatnya. Ketika keduanya berada dalam gua, dia berkata kepada sahabatnya ‘janganlah engkau berdukacita karena Allah SWT bersama kita’.

Lalu Allah SWT menurunkan ketenangan hati kepada (Muhammad) dan membantunya dengan pasukan-pasukan yang tiada tampak olehmu. 

Dijadikan-Nya kepercayaan orang-orang kafir paling rendah dan agama Allah SWT menduduki tempat teratas, Allah SWT Maha perkasa lagi Mahabijaksana.